Guru
(Irvani
Mufidah)
Hari,
bulan, tahun, bahkan puluhan tahun
Menjadi
saksi, perjuangan dan pengabdian mu
Bukan
senapan, panah, atau bambu runcing pengiringmu
Bukan
pula darah, nanah yang mengucur dari raga mu
Bukan! Bukan itu yang kau harap dari
pengorbanan mu
Tetesan keringat mengucur dari tubuh
lelah mu
Biar terik menyengat kulit, biar
dinginnya hujan menembus tulang
Senyum mu tak juga pudar, semangatmu
tak juga menghilang
Kedatangan
engkau membuka cakrawala
Petuah
dan budi luhur mu menggetarkan seisi alam raya
Malaikat
berbaris tersenyum menyaksikan segala
Niat
tulus mu tak kan usang dimakan masa
Engkau tak harap jasa mu terbalas
Engkau tak harap lelah dahaga mu
terhenti
Tapi, engkau tersenyum bahagia, Bila
bunga-bunga yang kau semai
Tumbuh subur, nan indah semerbak
mewangi di penjuru negeri
Lalu,
siisi dunia kan bertanya.
Siapa?
Siapakah
engkau wahai makhluk mulia?
Aku pun dengan bangga kan menjawab,
Ya, ia
guru ku, guru ku yang mulia
Guruku yang menangis bila melihat aku
tersesat
Guru ku yang menuntunku pada jalan yang
terang
Guru
yang menuntun dan membimbing ku
Guru
yang sabar mengajarkan ku
mengenal
huruf demi huruf, kata demi kata, baik juga buruk
hingga
aku mengenal cinta kasih Rabb ku Yang Mulia
Guru, yang dengan petuahnya aku tumbuh
Guru, yang dengan bimbingannya aku
mengerti
Guru, yang dengan doa tulusnya aku
selamat
Guru, yang dengan ilmu darinya aku tak
kan tersesat
Ia
yang ikhlas, sabar, dan ramah
walau
terkadang aku malas dan nakal tak mau belajar
tak
juga mau mendengar,
tapi
ku lihat ia tetap ramah dan sabar
Ya Rabb, sandainya masih ada sisa waktu
ku ini
Maka, izinkanlah aku tuk membuatnya
bahagia,
Membuatnya tersenyum bangga,
Dengan akhlak mulia ku, dengan kisah
keberhasilanku,
dengan
ketaatan ku kepada Mu..........
Jakarta,
Sabtu,
09 April 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar